Berkat FIFA, Laga Perdana Piala Dunia Klub Atlanta Mengecewakan

Penulis:LIVESCORE138 Waktu Terbit:2025-06-18 Kategori: news

Baiklah, ini dia artikelnya:**FIFA, Sang Dalang di Balik Laga Piala Dunia Antarklub Atlanta yang Hambar**Atlanta, kota yang selama ini dikenal dengan semangat sepak bolanya yang membara, baru saja mencicipi pengalaman perdana menjadi tuan rumah Piala Dunia Antarklub.

Namun sayang, debut ini terasa hambar, jauh dari ekspektasi yang membumbung tinggi.

Bukan, ini sama sekali bukan tentang kurangnya minat masyarakat Atlanta terhadap sepak bola.

Rekam jejak dukungan mereka terhadap Atlanta United di MLS telah membuktikan hal itu berulang kali.

Stadion yang selalu penuh, atmosfer yang riuh, dan antusiasme yang tak pernah padam adalah bukti nyata kecintaan kota ini pada si kulit bundar.

Lantas, di mana letak permasalahannya?

Jawabannya, seperti yang sering terjadi dalam sepak bola modern, terletak pada FIFA.

Berkat FIFA, Laga Perdana Piala Dunia Klub Atlanta Mengecewakan

Format Piala Dunia Antarklub yang baru, dengan 32 tim, seharusnya menjadi pesta sepak bola global yang megah.

Namun, yang terjadi justru sebaliknya.

Pertandingan antara Al-Ahly dan Auckland City di Mercedes-Benz Stadium, Atlanta, terasa seperti laga persahabatan yang kurang greget.

Jumlah penonton yang hadir jauh dari kapasitas stadion.

Atmosfernya pun jauh dari kata meriah.

Pertanyaannya adalah, mengapa?

Analisis saya, ini adalah kombinasi dari beberapa faktor.

Pertama, pemilihan tim yang kurang menarik bagi pasar Amerika Serikat.

Al-Ahly dan Auckland City adalah tim yang kuat di benua mereka masing-masing, namun kurang dikenal oleh penggemar sepak bola kasual di Amerika.

Kedua, jadwal pertandingan yang kurang strategis.

Pertandingan di tengah pekan, di tengah kesibukan kerja dan sekolah, tentu akan memengaruhi jumlah penonton yang hadir.

Ketiga, promosi yang kurang gencar.

FIFA, sebagai penyelenggara, seharusnya lebih agresif dalam mempromosikan pertandingan ini di Atlanta dan sekitarnya.

Namun, faktor yang paling krusial adalah format turnamen itu sendiri.

Dengan 32 tim, babak penyisihan terasa kurang penting.

Para penggemar tahu bahwa tim-tim besar seperti Real Madrid dan Manchester City akan langsung melaju ke babak selanjutnya, sehingga pertandingan-pertandingan awal terasa kurang kompetitif.

Sebagai seorang jurnalis olahraga yang telah meliput sepak bola selama bertahun-tahun, saya merasa kecewa dengan pengalaman ini.

Atlanta pantas mendapatkan yang lebih baik.

Kota ini memiliki potensi besar untuk menjadi pusat sepak bola di Amerika Serikat, namun FIFA perlu belajar dari kesalahan ini dan memastikan bahwa pengalaman Piala Dunia Antarklub di masa depan akan lebih memuaskan bagi para penggemar.

Piala Dunia Antarklub seharusnya menjadi perayaan sepak bola global yang meriah, bukan sekadar formalitas belaka.

FIFA perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap format dan strategi promosinya agar turnamen ini dapat mencapai potensi penuhnya.

Semoga di masa depan, Atlanta akan mendapatkan kesempatan untuk menjadi tuan rumah pertandingan yang lebih menarik dan mampu membangkitkan semangat sepak bola yang membara di kota ini.