“Mohon pensiun”… Fans memohon mantan petarung untuk berhenti bertarung setelah kekalahan ‘menyedihkan’ di UFC Nashville

Penulis:LIVESCORE138 Waktu Terbit:2025-07-14 Kategori: news

**”Cukup Sudah”: Desakan Pensiun Menggema Usai Kekalahan ‘Menyedihkan’ Kattar di UFC Nashville**Nashville, Tennessee – Calvin Kattar, mantan penantang gelar kelas bulu UFC, kembali menelan pil pahit kekalahan.

Di hadapan ribuan penggemar di UFC Nashville akhir pekan lalu, Kattar tak berdaya di hadapan lawannya, menyempurnakan catatan kelam lima kekalahan beruntun yang menghantui kariernya.

Kekalahan ini bukan sekadar kekalahan biasa; ini adalah titik nadir yang memicu desakan keras dari para penggemar dan analis untuk mempertimbangkan pensiun.

Kattar, yang dulu dikenal dengan striking keras dan ketahanan luar biasa, tampak seperti bayangan dari dirinya sendiri.

Gerakannya lambat, reaksinya tumpul, dan semangat juangnya seolah padam.

Kekalahan ini bukanlah hasil dari kesalahan teknis sesaat, melainkan akumulasi dari kerusakan fisik dan mental yang tampaknya tak terpulihkan.

"Mohon pensiun"... Fans memohon mantan petarung untuk berhenti bertarung setelah kekalahan 'menyedihkan' di UFC Nashville

Statistik memang berbicara banyak.

Dari lima kekalahan terakhirnya, sebagian besar berakhir dengan cara brutal.

Ia dihajar habis-habisan, menunjukkan bahwa kemampuan fisiknya untuk bersaing di level elit telah menurun drastis.

Beberapa analis bahkan menyebut penampilannya di UFC Nashville sebagai “menyedihkan,” sebuah label yang pedih namun sulit dibantah.

Namun, di balik statistik dan analisis dingin, ada narasi yang lebih dalam tentang seorang petarung yang menolak menyerah pada mimpinya.

Kattar adalah simbol ketekunan dan kerja keras.

Ia telah berjuang melewati berbagai rintangan untuk mencapai puncak olahraga ini.

Melihatnya hancur di depan mata, tanpa daya, tentu menyakitkan bagi siapa pun yang menghargai dedikasi dan pengorbanan seorang atlet.

Saya pribadi, merasa campur aduk.

Sebagai jurnalis olahraga, saya harus objektif dan melaporkan fakta apa adanya.

Namun, sebagai manusia, saya juga merasakan empati yang mendalam terhadap Kattar.

Saya melihat seorang pria yang berjuang untuk mempertahankan identitasnya, untuk tetap relevan di dunia yang kejam dan kompetitif.

Pertanyaan yang muncul sekarang adalah: haruskah Kattar pensiun?

Jawabannya, menurut saya, sangat jelas: ya.

Bukan karena ia tidak lagi memiliki kemampuan, tetapi karena tubuh dan pikirannya telah mengalami terlalu banyak kerusakan.

Melanjutkan karier di titik ini hanya akan memperburuk keadaan, dan berpotensi membahayakan kesehatannya di masa depan.

Desakan untuk pensiun bukanlah tanda tidak hormat, melainkan bentuk kepedulian.

Ini adalah pengakuan atas semua yang telah ia capai, dan harapan agar ia dapat mengakhiri kariernya dengan kepala tegak, sebelum kerusakan permanen terjadi.

Keputusan terakhir tentu berada di tangan Kattar.

Namun, saya berharap ia mendengarkan suara-suara yang peduli padanya, dan memilih jalan yang paling bijaksana, bukan hanya untuk saat ini, tetapi juga untuk masa depannya.

Cukup sudah, Calvin.

Terima kasih atas semua yang telah kau berikan.

Sekarang, saatnya untuk babak baru dalam hidupmu.