Paus Leo tentang Yubileum Olahraga: Tidak ada yang terlahir sebagai juara atau santo

Penulis:LIVESCORE138 Waktu Terbit:2025-06-17 Kategori: news

## Paus Leo Tutup Yubileum Olahraga: “Tak Ada yang Lahir Jadi Juara atau Santo”VATIKAN – Di tengah kemegahan Basilika Santo Petrus, pada perayaan Solemnitas Tritunggal Mahakudus, Paus Leo menutup Yubileum Olahraga dengan Misa khidmat yang menggugah.

Lebih dari sekadar ritual keagamaan, momen ini menjadi penegasan mendalam tentang nilai-nilai luhur olahraga dan perannya dalam membangun jembatan persaudaraan di dunia yang kian terpecah.

Paus Leo, dalam homilinya yang bersemangat, menekankan pesan kunci: “Tak ada yang lahir jadi juara atau santo.

” Kalimat ini bukan sekadar pengingat akan perjuangan keras yang harus dilalui para atlet, tetapi juga refleksi filosofis tentang perjalanan manusia menuju keunggulan.

Olahraga, menurut Paus, bukan hanya soal rekor dan medali, melainkan tentang proses pembentukan karakter, disiplin diri, dan kerja keras.

“Olahraga dapat menjadi sarana rekonsiliasi dan perjumpaan,” lanjut Paus Leo, menekankan potensi olahraga untuk melampaui perbedaan suku, agama, dan ideologi.

Di tengah hiruk pikuk kompetisi, olahraga menawarkan platform unik untuk membangun persahabatan, saling menghormati, dan merayakan keberagaman.

Sebagai jurnalis olahraga yang telah meliput berbagai ajang dari tingkat lokal hingga internasional, saya melihat pesan Paus Leo ini sangat relevan.

Seringkali, kita terlalu fokus pada hasil akhir, melupakan nilai-nilai kemanusiaan yang seharusnya dijunjung tinggi dalam olahraga.

Kita terpukau oleh rekor dunia dan aksi-aksi spektakuler, namun mengabaikan kisah-kisah inspiratif di balik layar, tentang perjuangan melawan cedera, pengorbanan keluarga, dan semangat pantang menyerah.

Statistik memang penting, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana olahraga membentuk kita sebagai individu.

Bagaimana kekalahan mengajarkan kita untuk bangkit kembali, bagaimana kemenangan mengajarkan kita untuk tetap rendah hati, dan bagaimana kerja tim mengajarkan kita tentang pentingnya solidaritas.

Yubileum Olahraga ini, dengan penutupannya yang khidmat oleh Paus Leo, menjadi momentum penting untuk merefleksikan kembali makna olahraga yang sesungguhnya.

Mari kita tidak hanya merayakan para juara, tetapi juga menghargai setiap individu yang berpartisipasi dalam olahraga, dari atlet profesional hingga anak-anak yang bermain di lapangan, karena setiap dari mereka memiliki potensi untuk menjadi juara dalam kehidupan.

Paus Leo telah mengingatkan kita bahwa perjalanan menuju keunggulan adalah proses yang berkelanjutan.

Mari kita jadikan olahraga sebagai sarana untuk membangun dunia yang lebih baik, dunia yang penuh dengan persahabatan, rekonsiliasi, dan harapan.

Karena pada akhirnya, yang terpenting bukanlah medali emas, melainkan warisan nilai-nilai luhur yang kita tinggalkan.